BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah
Pada setiap
perkantor pasti mempunyai system manajemen untuk mengelola bahan
keterangan,komunikasi dan ingatan organisasi.Dengan adanya system manajemen
perkantoran segala sesuatunya lebih efisien dan dapat lebih jelas kapan dan
dimana pekerjaan itu harus dilaksanakan,sehingga segala sesuatunya sudah
terencana dengan baik.Banyak sekali fungsi manajemen dalam perkantoran,tidak
bisa dalam suatu perkantoran itu tidak ada sistem manajemennya ataupun ada
tetapi tidak berjalan dengan baik hal itu dapat mempengaruhi sistem kerja
perkantoran,tidak hanya dalam segi jadwal kegiatan, sistematis perkantoranpun
akan terbengkalai, untuk menjalankan manajemen di dalam perkantoran diperlukan
kepemimpinan yang mampu membawa pekerjanya untuk menjalankan system tersebut
agar dapat berjalan dengan baik.Oleh karena itu kantor yang baik adalah kantor
yang mempunyai manajemen yang yang baik dan profesional.
1.2 Rumusan masalah:
1. Apakah
pengertian manajemen perkantoran?
2. Bagaimana
system manajemen dan informasi?
1.3 Tujuan penulisan makalah:
1. Untuk
mengeahui pengertian manajemen perkantoran
2. Unuk menetahui system manajemen dan informasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Manajemen Perkantoran
Sebelum membahas manajemen kantor
ada baiknya mengetahui pengertian kantor. J.C. Denyer (1973) mengartikan kantor
“the office”. It is any room where clerical work is normally carried on,
whatever name it may be given (Tempat dimana biasanya pekerjaan kantor
dilakukan dengan nama apapun juga diberikan kepada tempat itu). Sedangkan
Atmosudirdjo menyebutkan Kantor adalah unit organisasi yang terdiri atas
tempat, staf personil dan operasi ketatausahaan, guna membantu pimpinan. Dari
pendapat tersebut maka Kantor dapat diartikan secara etimologis maupun secara
praktis.
Secara etimoligis kantor berasal
dari Belanda: “kantoor”, yang maknanya: ruang tempat bekerja, tempat kedudukan
pimpinan, jawatan instansi dan sebagainya. Dalam bahasa Inggeris “office”
memiliki makna yaitu: tempat memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang
tempat kerja. Sedangkan secara praktis kantor merupakan tempat orang-orang
melakukan kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan pelayanan berbagai
keterangan pada yang membutuhkannya. Akan tetapi dengan perkembangan yang pesat
pada bidang teknologi dewasa ini, kantorpun berkembang, ia bukan sekedar
tempat, melainkan sebagai sarana kegiatan penyediaan informasi, guna menunjang
kemudahan pelaksanaan tugas disegala bidang. Jadi kantor saat ini merupakan
pusat pelayanan dan pusat informasi dari kegiatan perusahaan dan organisasi.
Sedangkan manajemen kantor
didefinisikan dari penggabungan manajemen dan kantor. Ada berbagai definisi
atau batasan yang diberikan oleh para ahli tentang manajemen kantor, beberapa
diantaranya:
1. Office management is the directing and controlling of an office
in order to achieve its specified purpose in the most economical way “Manajemen
perkantoran adalah pengarahan dan pengawasan sebuah kantor untuk mencapai
tujuannya yang khusus dengan cara yang sehemat-hematnya” (J.C. Denyer, 1973)
2. Office management can thus be defined as the organization of an
office to achieve a specified purpose and to make the best use of the personal
by uing the most appropriate machines and equipment, the best possible methods,
and by providing the most suitable envoronment “Manajemen kantor dapat
dirumuskan sebagai pengorganisasian suatu kantor untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dan untuk memanfaatkan pegawai dengan sebaik-baiknya dengan
menggunakan mesin-mesin dan perlengkapan yang paling cocok, metode-metode yang
paling baik dan dengan memberikan lingkungan yang sesuai (J.C. Denyer, 1973)
3. Office management can be defined as the planning, controlling,
organizing of fice work and actuating those performing it so as to achieve the
determined objectives “Manajemen kantor dapat dirumuskan sebagai perencanaan
pengawasan, pengorganisasian pekerjaan kantor serta menggerakkan mereka yang
melaksanakan pekerjaan kantor tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu” (GR Terry, 1974).
4. The term office management will be used in such a broad sense in
this book; it will be considered to encompass the management of office work
wherever and by whom ever performed. “Istilah manajemen perkantoran akan
dipergunakan dalam arti luas demikian dalam buku ini; manajemen perkantoran
akan dianggap meliputi manajemen daripada pekerjaan kantor dimanapun dan oleh
siapapun dilakukan.” (Littlefield dan Peterson, )
5. Manajemen Perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan
pekerjaan perkantoran (Edwin Robinson. 1953).
6. Manajemen kantor adalah seni membimbing personel katnor dalam
menggunakan sarana yang sesuai dengan lingkungan demi mencapai tujuannya yang
sudah ditentukan (Mills, 1990).
Inti yang dapat diperoleh adalah
bahwa manajemen perkantoran merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen pada
kantor, yakni perencanaan, pengorganisasin, penggerakan dan pengawasan kantor
agar tujuan kantor tersebut dapat tercapai, dimana tujuan kantor adalah pemberian
pelayanan informasi pada pihak-pihak yang memerlukan, yaitu: pimpinan, para
karyawan, konsumen dan masyarakat. Oleh karena itu akan sangat aneh bila kita
mendatangi sebuah kantor, ketika ditanya dimana kami bisa memperoleh informasi
ini? Dengan santai sang petugas menjawab “tidak tahu ya”. Petugas yang demikian
tentunya dapat kita kategorikan pada orang yang tidak memahami fungsi dari
kantor.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Kantor adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengelola, merencanakan, dan mengontrol setiap
aktivitas kantor, dimana hasil akhir kegiatan kantor ini berujud pelayanan
informasi pada berbagai pihak. Sedangkan beberapa bentuk kegiatan/pekerjaan
kantor antara lain: kegiatan catat mencatat, komunikasi, pengumpulan dan penyimpanan
informasi(arsip), pelayanan tamu, pelayanan rapat dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu sebagian besar
literature menggunakan istilah administrasi perkantoran dan manajemen
perkantoran dengan pengertian yang sama. Hal ini dipertegas oleh pernyataan
PBB(1969),bahwa keduanya sama,walaupun istilah administrasi lebih banyak
digunakan untuk hal-halyang berhubungan dengan Negara,sedangkan namajemen lebih
banyak berhubungan dengan perusahaan. Sedangkan definisi manajemen perkantoran
(Gie, 2000) menurut beberapa ahli antara lain adalah:
1.
WH Evans (1963): fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua
tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi , dan
ingatan organisasi;
2.
Arthur Grager (1958): fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan
pelayanan warkat dari suatu organisasi;
3.
George Terry (1966): Perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan
perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Adapun Institute of Administrative Management (Anonymous, 2002)
pada pertengahan
tahun
1990-an mendefisikan manajemen perkantoran sebagai salah satu cabang ilmu
manajemen yang memfokuskan pada layanan
untuk mendapatkan, mencatat, dan menganalisis informasi, baik itu merencanakan
maupun mengomunikasikannya guna mengamankan aset organisasi serta mempromosikan
layanan administrasi itu sendiri untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa menejemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan
hingga menyelenggarakan secara tertib pekerjaan administrasi perkantoran untuk
menunjang pencapaian tujuan organisasi.Menurut Quible (2001), ada 4 tahapan
dalam evolusi teori manajemen yang berkaitan dengan dunia administrasi, yaitu
dimulai dengan menejemen ilmiah
(scientific management) pada awal tahun 1900-an, dilanjutakan dengan manajemen administratif
(administratrative management) pada awal tahun 1930-an, manajemen hubungan manusia nistratif (human relation management)
pada dekade 40 hingga 50-an, dan sekarang dengan manajemen modern (modern
management).
Selain klasifikasi menurut Quible
juga terdapat klasifikasi menurut Odgers
(2005) yang terdiri dari 4 teori, yaitu: manajemen klasik, manajemen perilaku,
manajemen ilmiah, dan manajemen kualitas.
1.
Manajemen klasik
Pada
awal abad 18 dan 19, dunia sedang mengalami Revolusi Industri yang
menitikberatkan pada proses produksi dan bagaimana menciptakan organisasi
industry yang modern.Manajemen klasik mempunyai 2 pandangan,yaitu: manajemen
ilmiah dan manajemen kesatuan yang utuh.
v Manajemen Ilmiah
Pandangan ini didasarkan
oleh adanya 2 masalah utama yang dihadapi organisasi, yaitu bagaimana
meningkatkan output pekerja dan meningkatkan efisiensi pengelolaan organisasi.
Pandangan ini
dipelopori oleh Frederick W. Taylor
(1911) pada tahun 1880-an.Sebagai seorang insinyur pada perusahaan Betlehem
Steel, dia berkeyakinan bahwa banyak masalah yang dihadapi perusahaan dapat
dipecahkan secara ilmiah dengan mengomunikasikan tingkat produksi yang
diinginkan kepada karyawan.
Penelitian lain
yang menggunakan pendekatan ini adalah Frank
dan Lilian Gilbreth. Mereka menggunakan studi gerak dan waktu untuk
mengembangkan diagram yang akan merekam pola proses serta arus kerja,
mengeksplorasi pada tingkat tertentu di mana seorang karyawan akan merasa lelah
dan bagaimana implikasinya terhadap kesehatan dan produktivitas kerjanya. Studi
waktu sangat memperhatikan jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
sebuah pekerjaan, sementara studi gerak memperhatikan efisiensi gerakan yang
dibuat selama menyelesaikan pekerjaan (Gilbreth, 1947).
Peneliti ketiga
adalah Max Waber, sosiolog Jerman
yang mengembangkan konsep desain organisasi
yang ideal. Birokrasi adalah organisasi ideal yang ditawarkan oleh Weber
yang sangat formal,impersonal, dan
diperintah oleh peraturan daripada orang. Prinsip birokrasi yang ditawarkan
oleh Waber diterangkan sebagai berikut:
§ Pekerjaaan yang
kompleks diuraikan menjadi pekerjaan yang sederhana dan berulang-ulang
§ Hierarki yang
sangat jelas dengan rantai komando yang tetap;
§ System dengan
aturan yang abstrak untuk mengontrol organisasi;
§ Aktivitas
administrasi, pengambilan keputusan dan aturan direkam secara tertulis;
§ Pekerjaan dan
promosi berdasarkan kualifikasi teknis;
Peneliti
keempat adalah William H. Leffingwell,
yang menurut Odgers (2005) dinobatkan sebagai Bapak Manajemen Perkantoran. Dia mengembangkan 5 Prinsip untuk
Bekerja secara Efektif (Leffingwell, 1950), yaitu:
§ Perencanaan kerja.
Setiap manajer administrasi harus merencanakan pekerjaannya.Bagaimana, kapan,
dan dimana pekerjaan itu harus dilakukan juga dijelaskan dalam perencanaan
tersebut;
§ Penjadwalan kerja.
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, manajemen dapat mengoordinasikan
usaha yang dilakukan pekerja, mesin, dan informasi dalam sebuah jadwak kerja;
§ Pelaksanaan kerja.
System operasi, prosedur, penyimpanan arsip, dan metode yang tepat untuk
melaksanakan pekerjaan harus dikembangkan. Untuk itu, pekerjaan harus dilakukan
secara tepat dan akurat;
§ Pengukuran kerja.
Dengan mengembangkan alat ukur yang efektif, baik berdasarkan kuantitatif
maupun kualitatif, manajemen administrasi akan dapat memberikan pengukuran
kinerja yang jelas bagi organisasi maupun karyawan;
§ Menggaji pekerja. Hal
yang terpenting adalah bagaimana manajer menyeleksi, melatih, memotovasi,
mengompensasi, dan mempromosikan pekerja agar motivasi mereka tetap tinggi.
v Manajemen Kasatuan yang Utuh
Dengan menggunakan pendekatan ini, manajer administrasi dituntut
untuk menitikberatkan perhatiannya pada keseluruhan masalah yang terjadi di
dalam organisasi.
Peneliti pertama
yang menggunakan pendekatan ini adalah Henri
Fayol. Dia adalah ahli geologi dan insinyur Prancis yang memperkenalkan
beberapa fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian
tugas pengoordinasian, dan pengawasan.
Penelitian kedua
adalah Mary Follett. Dia adalah
seorang filsuf politik dan pemecah masalah yang kreatif dalam memotivasi dan
membentuk sebuah tim.
2.
Manajemen Perilaku
Sebagaian
besar peneliti menyadari bahwa manusia selain membutuhkan materi (uang), mereka
juga mempunyai kebutuhan social, psiklogis, dan fisik yang lain. Ada dua
pendekatan utama yang termasuk dalam aliran Manajemen perilaku, yaitu
pendekatan hubungan manusia dan pendekatan perilaku ilmiah.
v Pendekatan Hubungan Manusia
Salah satu peneliti yang terkenal dalam pendekatan ini adalah Elton Mayo. Dia memimpin penelitian
yang dilakukan pada tahun 1927 hingga 1932 yang mempelajari dampak lingkungan
fisik (pencahayaan, pemanas udara, kelelahan, dan layout
tempat) pekerjaan terhadap produktivitas pekerja di pabrik Howthorne Electric
(lebih lanjut hal ini dikenal dengan penelitian Howthorne)
v Pendekatan perilaku ilmiah
Pada awalnya, teori perilaku hanya menjelaskan satu kebutuhan
manusia, yaitu kebutuhan akan penerimaan diri di lingkungan kerja. Namun lambat
laun hal ini berubah menjadi daftar kebutuhan mulai dari kebutuhan fisik,
social, emosional, hingga terhadap 15 daftar kebutuhan manusia.
Penelitian pertama
yang menggunakan pendekatan ini adalah Abraham
Maslow.
Dia adalah seorang psikolog yang mengembangkan Teori Motivasi
Manusia, dan mendeskripsikan bahwa kebutuhan manusia itu layaknya sebuah hierarki.
Berdasarkan teori
ini manajer menyadari bahwa kebutuhan setiap pekerja adalah berbeda dan
seharusnya tidak mengasumsikan bahwa pendekatan tunggal dapat digunakan untuk
memotivasi seluruh pekerja guna menyelesaikan pekerjaan.
Peneliti kedua
yang menggunakan pendekatan ini adalah Douglas
McGregor yang meneliti sisi manusia dari sebuah organisasi. Setiap orang
mempunyai sisi yang kontradiktif antara perasaan dan emosi, lebih lanjutnya
teori ini dikenal dengan nama Teori X dan Teori Y (McGregor, 1960).
Peneliti ketiga
adalah Frederick Herzberg yang
mengemukakan Teori Motivation-Hygien (Herzberg, 1959). Berdasarkan teori ini,
ada dua factor pekerjaan yang selalu mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu:
§ Motivator,
dihasilkan dari pengalaman yang diperoleh dari kerja itu sendiri yang
menciptakan sikap yang positif terhadap pekerjaan.
§ Factor
pemeliharaan (hygienic), yaitu factor eksternal yang berkaitan dengan
produktivitas sebuah pekerjaan.
Penelliti
keempat adalah Peter F. Drucker yang
mengemukakan Management by Objectives
(MBO)(Drucker, 1954). Dia berpendapat bahwa pada setiap pekerjaan atau tugas
harus disusun sebuah target yang akan dicapai, sehingga kinerja yang diharapkan
dari pegawai akan mudah dianalisis.
3.
Manajemen Ilmiah
Sebenarnya
teori ini merupakan lanjutan dari manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Taylor
(1911). Selama ini kita mengenal Manajemen Ilmiah sebagai Metode Bisnis
Kuantitatif, yang menggunakan dasar ilmu teknik dalam matematika untuk
memecahkan masalah bisnis yang kompleks. Beberapa contoh yang dapat dikemukakan
adalah:
v Sampel
pekerjaan, dengan menggunakan sampel acak pekerjaan untuk menciptakan standar
pekerjaan di sebuah organisasi atau perusahaan;
v Queuing theory, yang
mempelajari pekerjaan administrasi yang dilakukan pegawai dengan menggunakan
kerangka kerja perakitan (assembly line)
layaknya di sebuah pabrik, misalnya prosedur yang harus dilakukan oleh seorang
penduduk Indonesia untuk mendapatkan SIM di kantor polisi setempat.
v Forecasting, yang
digunakan untuk memperkirakan anggaran yang akan dibutuhkan pada tahun depan.
v Penyeleksian,
yang digunakan untuk menyeleksi pegawai baru yang paling tepat untuk mengisi
posisi baru di organisasi ataupun bagaimana menyeleksi supplier perusahaan dengan menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA) yang dikembangkan oleh Charnes dan Cooper (1978) serta Analytic Hierarchy
Process (yang dikembangkan oleh saaty)
4.
Manajemen Kualitas
Saat
ini Total Quality Management (TQM)
diterima secara luas dan mempunyai dampak yang sangat penting dalam manajemen
administrasi perkantoran. TQM menekankan pada kinerja tim, memberdayakan
pekerja, mengakui kaluasan organisasi dan menerima kritikan dalam melayani
konsumen secara lebih baik.
Maskipun TQM diimplementasikan dalam
berbagai pendekatan, namun ada 4 elemen pokok yang menyertainya:
v Focus pada
kepuasan pelanggan;
v Pengembangan produk
atau layanan yang saat ini dihasilkan organisasi;
v Kerja tim
didasarkan pada kepercayaan dan kerja sama;
v Teknik
pengukuran statistic didesain dan digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang
dihadapi produksi.
2.2 Manajemen Kantor dan Informasi
System Informasi Manajemen (SIM) Adalah system manusia atau mesin yang terpadu, untuk menyajikan
informasi, guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi.
Dari definisi tersebut, dapat dicata
adanya unsur-unsur penting dari SIM. Unsur- unsur penting tersebut adalah:
a.
System manusia/ mesin
b.
System terpadu
c.
Pendukung operasi
Dewasa ini telah terjadi ledakan informasi, sebagai akibat adanya
ledakan penduduk. Informasi, amat diperlukan bagi kegiatan operasi manajemen.
Karena jumlah informasi banyak sekali, maka sebaiknya, kegiatan yang berkenaan
dengan informasi ini sebagian dilakukan oleh manusia dan sebagian lagi
dilakukan oleh mesin.
Dalam sebuah SIM mempergunakan alat bantu berupa komputer sehingga
untuk melaksanakan SIM orang tersebut memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
komputer. Pada pengelolahan informasi biasanya menggunakan “ file “, masing-
masing organisasi memiliki “file” tersendiri, kondisi ini menimbulkan efisiensi
dalam pengolahan dan pengendaliannya. File yang “cerai berai” sering
menimbulakan duplikasi maupun kesenjangan, hal inilah yang menimbulkan agar
menggunakan system informasi terpadu sebab akan memudahkan adanya integrasi
antara data dan pengolahannya.
Ø Perkembangan Konsep System Informasi Manajemen
Sebenarnya
sebelum orang menggunakan computer, sudah ada gagasan mengenai system informasi
untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan. Pengembangan ilmu
pengetahuan, seperti akuntans manajemen, ilmu pengetahuan manajemen, teori-
teori manajemen dan juga pengolahan komputer, memungkinkan pematangan konsep
SIM.
Ilmu
manajemen adalah penerapan metode ilmiah dan teknik- teknik analisa kuantitatif
terhadap masalah manajemen. Pembentukan model untuk analisa manajemen biasanya
dipakai rumusan matematika atau prosedur perhitungan yang umumnya membutuhkan
alat bantu computer.
Dalam
perkembangannya, teori- teori manajemen lebih menekankan pada segi- segi
prilaku dan motivasi pada struktur keorganisasian serta system dalam
organisasi. Perkembangan dalam teori- teori manajemen ini penting bagi
perancang SIM, karena membantu dalam memahami peranan system manusia atau mesin serta bermanfaat
untuk mengembangkan model- model keputusan.
Ø Manfaat penggunaan Sistem
Informasi manajemen
Seseorang
yang memiliki tugas mengambil keputusan, tidaklah cukup kalau hanya menerima
data mentah atau ikhtisar. Mereka memerlukan cara pengolahan data dan penyajian
data sedemikian rupa, agar keputusan dapat diambil. Dengan kata lain, seseorang
pengambil keputusan (manajer) memerlukan cara pengolahan data dalam bantuk
model pengambilan keputusan. Semua ini akan terpadu dalam penggunaan SIM.
Beberapa
pemakai SIM dan penggunaannya adalah:
- Petugas administrasi, untuk untuk mengerjakan transaksi, mengolah data dan menjawab pertanyaan.
- Manajer tingkat bawah, untuk mendapatkan data operasi, membutuhkan perencanaan, penyusunan jadwal, mengetahui situasi yang tak terkendali, dan mengambil keputusan.
- Staf ahli, untuk mendapatkan informasi bagi analisinya, membantu menganalisisnya, perencanaan dan pelaporan.
- Manajemen, untuk laporan tetap, permintaan informasi khusus, laporan khusus mengenali persoalan dan peluang, menganalisis pengambilan keputusan.
Ø Sub Sistem Utama dalam SIM : Sub Sistem Fungsional dan Kegiatan
- Subsistem Fungsional dalam sebuah SIM dapat disebutkan :
- Pemasaran (dengan sub-subsistem : ramalan penjualan, perencanaan penjualan, analisa pelanggan dan penjual).
- Produksi (dengan sub-subsistem : perencanaan dan penjadwalan produksi, pengendalian biaya, analisis biaya).
- Logistic (dengan sub-subsistem : perencanaan dan pengendalian pembelian, pembelian, sediaan barang dan distribusi).
- Personalia (dengan sub-subsistem : perencanaan kebutuhan personalia, penganalisa prestasi, administrasi gaji).
- Keuangan dan akuntansi (dengan sub-subsistem : analisis keuangan, analisis biaya, perencanaan kebutuhan modal, perhitungan pendapatan).
- Pengolahan informasi (dengan sub-subsistem : perencanaan informasi analisa biaya atau aktivitas).
- Manajemen puncak (dengan sub-subsistem : perencanaan stategis, pengalokasian sumber daya).
- Subsistem kegiatan dalam sebuah SIM :
- Pengolahan transaksi (pengolahan pesanan, pengiriman, penerimaan).
- Pengendalian operasi (penjadwalan kegiatan, laporan prestasi).
- Pengendalian manajemen (perumusan anggaran, alokasi sumber daya).
- Perencanaan strategis (perumusan sasaran dan rencana strategis).
- Penggunaan subsistem fungsional dan subsistem kegiatan dalam praktek :
Dalam praktek, kedua subsistem ini umumnya digabungkan dan
menghasilkan sub-subsistem kombinasi yang terperinci. Sebagai contoh kombinasi
subsistem pemasaran dengan subsistem perencanaan strategis, akan menghasilkan
sub-subsistem perumusan sasaran penjualan produk tertentu, demikian seterusnya.
Ø Kelemahan Penerapan Konsep SIM dalam Organisasi
- Dalam penerapan teknologi computer dan konsep SIM pada suatu organisasi, sering menghasilkan kegagalan
Penyebab
– penyebab kegagalan tersebut adalah :
- Kekurangan perangkat keras/ lunak
- Kekurangan tenaga dan prosedur dalam SIM
- Kurang siap tenaga pemakai dan fungsi pemakai bagi system baru tersebut.
- Penggunaan SIM sering menimbulkan pertentangan gagasan
Beberapa pertentangan gagasan tersebut adalah :
a.
Akan menggunakan system total atau akan digunakan gabungan
subsistem.
b.
Sumber system informasi terpusat ataukah terpencar.
c.
Terminal ditempatkan di setiap kantor eksekutif, atau terminal yang
dioperasikan staf.
d.
Apakah fungsi manajeril sudah siap untuk menerima dan menggunakan
teknologi maju system informasi,ataukah belum siap.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa
banyak sekali hal yang berhubungan dengan Manajemen kantor tersebut tetapi ada
salah satu hal yang mana menjadi salah satu satu tombak yang dapat mempengaruhi
dari hasil atau kinerja kegiatan kantor tersebut adalah Komunikasi kantor, yang
didalamnya memuat penyampaian informasi dari seseorang/mesin kepada pihak lain
yaitu unsur pengirim berita, informasi, sarana, isyarat, penerima. Pengorganisasian
kantor
1.Suatu
proses penyusunan kerja sama antara elemen-elemen kantor untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Suatu sistim kerja sama yang meliputi pola pembagian kerja, susunan hubungan kerja, lelu lintas wewenang dan tanggung jawab antara para petugas dan struktur hubungan tersebut. Pengoordinasian kantor Merupakan suatu kegiatan untuk menjamin kerja sama dan partisipasi sejumlah kegiatan kantor. Pengawasan kantor Merupakan salah satu fungsi dari rangkaian proses manaj.kantor yang meliputi seluruh kegiatan pimpinan organisasi kantor yang meneliti, menyesuaikan dan mengoreksi kegiatan ketatausahaan agar pelaksanaan tepat seperti rencana.
2. Suatu sistim kerja sama yang meliputi pola pembagian kerja, susunan hubungan kerja, lelu lintas wewenang dan tanggung jawab antara para petugas dan struktur hubungan tersebut. Pengoordinasian kantor Merupakan suatu kegiatan untuk menjamin kerja sama dan partisipasi sejumlah kegiatan kantor. Pengawasan kantor Merupakan salah satu fungsi dari rangkaian proses manaj.kantor yang meliputi seluruh kegiatan pimpinan organisasi kantor yang meneliti, menyesuaikan dan mengoreksi kegiatan ketatausahaan agar pelaksanaan tepat seperti rencana.
Ø aspek Manajemen Kantor
1.Tujuan, yang dapat dirumuskan untuk menilai
dan menetapkan keberhasilan mengarahkan dan mengkoordinasian elmen-elemen
manajemen
2.Organisasi, meliputi kegiatan pembentukan
staf dan alokasi tugas untuk staf tersebut
3.Metode adalah urutan pelaksanaan bagaimana
dana di mana pelaksanaan manajemen dilangsungkan.
4.Personalia, meliputi perekrutan staf, tempat, latihan, dan pengehntian karyawan
4.Personalia, meliputi perekrutan staf, tempat, latihan, dan pengehntian karyawan
5.Lingkungan, meliputi bangunan kantor, perabot
dan kondisi jasmani di dalam kantor
6.Mesin dan perlengkapan, mencakup segenap
benda mati yang digunakan dalam kantor untuk membantu pelaksanaan kerja
Ø Harapan Manajemen kepada manajemen kantor
1. Manajer kantor hendaknya menjadi seorang
pengorganisasi
2. Manajer kantor hendaknya menjadi seorang
pemimpin dinamis
3. Manajer kantor hendaknya mempunyai kemauaan dan
kemampuan untuk melimpahkan wewenang
kepada rekan-rekan dan bawahannya.
4. Manajer kantor hendaknya dapat memperoleh dan
melatih pekerja-pekerja kunci dan asisten-asisten untuk mengawasi pekerjaan di
bawah pengawasannya
5.
Manajer
kantor hendaknya menyisihkan waktu untuk mengembangkan dirinya dan
mengembangkan sifat-sifat kepribadiannya yang merupakan karanter eksekutif yang
berhasil
Ø Ada dua tugas pokok Manejer kantor, antara
lain:
1.Menggerakan sekelompok orang/petugas, dalam
arti mendorong, memimpin, menjuruskan dan menertibkan para pelaksana agar
melakukan berbagai aktivitas sesuai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
2.Menggerakkan segenap sarana dan prasarana,
dalam arti menyiapkan berbagai sarana, mengatur pemakaian, menetapkan langkan
dan mengoptimalkan pemakaiannya baik benda, biaya, alat, bangunan, metode dan
sumber-sumber lain yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sukoco,Badri Munis.2007.Manajemen Administrasi Perkantoran
Modern.Jakarta.Sejarah Ilmu Semesta
3.
Husain,Anwar.2007.Teori Ekonomi.Jakarta.PT. Dunia Buku.
lumayan. klik https://goo.gl/yyV72F
BalasHapus